Salah satu lingkup untuk sehat adalah Sanitasi yakni merupakan salah satu komponen dari kesehatan
lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup
bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya, dengan
harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam
penerapannya di masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air,
pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kontrol vektor, pencegahan dan
pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran
udara.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum
optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya
angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat.
Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit
degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah,
Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari
negara-negara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip,
apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki
komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta
hanya menduduki posisi nomor dua dari bawah setelah Vientianne (Laos)
dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan
kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada
aspek pencegahan (preventif) daripada aspek pengobatan (kuratif).
Dengan adanya upaya preventif yang baik, angka kejadian penyakit
yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat dicegah. Selain itu
anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relatif lebih terjangkau
dari pada melakukan upaya kuratif.
Anggaran pemerintah untuk kesehatan lingkungan masih relatif minim.
Dari anggaran yang masih minim tersebut, sanitasi tidak berada di
urutan yang dijadikan prioritas utama. Besarnya investasi untuk
pengembangan sanitasi diperkirakan hanya Rp20/orang/tahun, lebih
rendah dari yang dibutuhkan sebesar Rp40,000/orang/tahun. Buruknya
sanitasi ini menyebabkan kerugian terhadap ekonomi Indonesia sebesar
6,3 milyar dolar AS setiap tahun pada tahun 2006, ini setara dengan
2.3% Produk Domestik Bruto (PDB) kita. Pemerintah juga bekerjasama
dengan beberapa negara berkembang untuk meningkatkan fasilitas
sanitasi dan kondisi penyediaan air bersih, khususnya di daerah
pedesaan. Sangat miris rasanya jika kita masih memerlukan dana negara
lain untuk membangun sanitasi di negeri sendiri.
Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran yang sangat
penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Saat ini masih banyak
masyarakat yang belum sadar akan pentingnya sanitasi. Salah seorang
praktisi kesehatan lingkungan menyatakan bahwa di pelosok desa masih
ditemui masyarakat yang lebih memilih untuk buang air besar (BAB) di
sawah daripada membangun WC untuk menjaga kesehatan diri dan
lingkungan sekitarnya.
Mind set masyarakat seperti itulah yang perlu diubah.
Sanitasi bukan hanya kewajiban, tetapi suatu kebutuhan akan kesehatan
lingkungan. Kita tentu tidak ingin dikenal sebagai sebuah negara yang
warganya masih BAB (buang air besar) sembarangan, seperti dikatakan
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, yang menargetkan bebas BAB pada
akhir tahun 2014. “BAB saja masih sembarangan, apa kata dunia?”
Anda sedang membaca artikel tentang Lingkungan Sehat Membudayakan Hidup Bersih. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://rujakcemil.blogspot.com/2012/05/lingkungan-sehat-membudayakan-hidup.html.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silakan masukkan email Anda di bawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit.
0 komentar:
Posting Komentar