Para komuter, orang yang terbiasa berpergian jauh setiap hari, cenderung punya masalah dengan kesehatannya. Masalah tersebut meliputi keluhan kardiovaskular hingga obesitas. Demikian menurut studi yang dimuat dalam American Journal of Preventive Medicine.
Orang yang terbiasa kerja dengan menempuh jarak puluhan kilometer setiap harinya, biasanya punya aktivitas olahraga yang kurang. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di jalan, bekerja, lalu pulang dan bersantai. Aktivitas fisik terbatas pada rutinitas. Inilah yang menjadi salah satu pencetus obesitas dan buruknya proses metabolisme tubuh.
Peneliti juga melihat, para komuter ini punya risiko terkena cardiorespiratory fitness (CRF). Selain itu ditemukan pula kecenderungan BMI selalu naik, tekanan darah meninggi, dan perbesaran lingkar pinggang.
Para komuter biasanya menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum untuk pergi ke tempat kerja. Mobil, motor,
bus, dan kereta api adalah beberapa alternnatif kendaraan yang sering
digunakan. Bahkan, beberapa komuter kereta api sudah punya komunitasnya
sendiri.
Hanya saja, peneliti mengatakan, komuter yang menempuh jarak sekitar
24 kilometer setiap harinya, kerap jarang melakukan kegiatan fisik yang
bersifat sedang dan berat. Mereka terindikasi lebih mungkin mendapatkan kegemukan. Sementara itu, mereka yang menempuh perjalanan kurang lebih 16 kilometer dengan rutin, punya kecenderung mengalami tekanan darah tinggi.
Cara yang baik untuk meminimalkan risiko itu adalah membudayakan banyak beraktivitas yang melibatkan gerakan tubuh. Ini difungsikan untuk mengimbangi rutinitas yang terlalu sering beraktivitas ringan dan cenderung kurang gerak.
Anda sedang membaca artikel tentang Aktivitas Komuter Berisiko Alami Gangguan Kesehatan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://rujakcemil.blogspot.com/2012/05/aktivitas-komuter-berisiko-alami.html.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silakan masukkan email Anda di bawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit.
0 komentar:
Posting Komentar